Pada Hari Keempat dari upacara ini, yang disebut Hari Mahmil [tandu],
dimana konvoi Haji yang Mulia keluar bersama dengan tandu dan sanjaq ke
tengah kota Damaskus sebagai persiapan untuk berangkat. Tandu tersebut
dipasang di atas punggung unta yang posturnya paling bagus, kuat dan
tinggi, yang tidak digunakan untuk tugas lain, kecuali haji. Selain
tandu, unta tersebut membawa Kiswah Sultan ke Ka’bah Musyarrafah. Kiswah
Sultan yang pernah digunakan di zaman Khilafah ‘Ustamani itu sampai
sekarang masih tersimpan di Masjid Jamik Bursa, Turki.
Rombongan
jamaah haji berdatangan ke tempat tandu. Masing-masing jamaah haji
membeli seekor unta, atau lebih, selain unta-unta negara untuk menyertai
rombongan tandu haji. Kafilah Amirul Haj kemudian berjalan menuju ke
kota Rasulullah saw. Pada hari ketiga, pemerintah setempat secara resmi
ikut bergabung. Musyir, Wali, para perwira senior, ulama’, pegawai
negara, syaikh-syaikh tariqat dan berbagai bagian, baik tentara maupun
sekolah, semua ikut. Semua itu untuk mengantarkan Tandu yang Mulia
[Konvoi Haji]. Konvoi ini pun berangkat disertai Sanjaq dalam upacara
besar.
Mengenai Kiswah Syarifah [Kiswah Sultan], kiswah ini
dibuat oleh pengrajin profesional yang tinggal di Damaskus. Gaji mereka
dibayar oleh negara. Khilafah ‘Utsmani ketika itu menanggung seluruh
biaya haji. Urusan tersebut biasanya diserahkan kepada salah seorang
pejabat negara yang senior. Amir Haji yang ditunjuk Khilafah ini
dipersiapkan untuk berangkat dengan rombongan haji, tepatnya tiga bulan
sebelum musim haji.
Dia mengumpulkan dana yang dibutuhkan,
mengatur seluruh perjalanan demi menjamin keamanan dan kenyamanan para
jamaah haji, serta mengurus mereka dengan sebaik-baiknya. Pejabat senior
itu ditempatkan di beberapa penjuru wilayah Khilafah. Mereka menyandang
gelar atau julukan, agar mereka mengerti betapa urgen jabatan dan
nilainya Rukun Haji ini.
Kafilah Haji Syam biasanya terdiri dari
beberapa kelompok, yang bertugas membantu para jamaah haji, dan berjaga
ketika mereka beristirahat, menjaga dan melindungi mereka.
Masing-masing kelompok ini mempunyai tugas:
1- Suqat [pemberi minuman]: Mereka membawa qirbah, untuk membawa air dari sumur dan kolam kepada para jamaah haji.
2- Barrak [penyedia transportasi]: Barrak adalah penyedia tunggangan, yang akan membawa para jamaah haji, terdiri dari Baghal [keledai] dan Birdzun [sejenis kuda dan keledai].
3- Ukkamah [penyedia transport], bedanya mereka ini adalah para pemilik unta dan tandu yang juga akan membawa para jamaah haji.
4- Ashab Masya’il [pembawa obor]: mereka ini adalah pembawa lentera dan obor yang diisi minyak.
5- Ashab Khiyam [pengurus tenda]: mereka ini menyediakan dan mengurus tenda untuk istirahat dan berteduh para jamaah.
Tiap penanggungjawab mempunyai banyak pembantu dan staf. Mereka
semuanya dipersiapkan untuk menjamin kenyamanan para jamaah haji.
Sementara itu, para tentara berjaga dan menjaga keamanan dan keselamatan
mereka.
Amirul Haj biasanya keluar paling depan dari Rombongan
Haji, antara 15-17 Syawwal, dan mengambil jalan yang paling mudah.
Kafilah Haji Syam akan bertemu dengannya di tengah perjalanan, setelah
itu diikuti Kafilah Haji Aleppo, dan Kafilah Haji non-Arab. Perjalanan
jamaah Haji Syam akan memakan waktu 4 bulan, untuk pulang pergi, dari
Syawwal hingga Shafar.
Regu Penyelamat, yang disebut Jaradah,
dipilih oleh Khilafah ‘Utsmani dari salah satu wazirnya, atau salah satu
walinya. Dia kemudian disebut Sardar Jaradah. Tugasnya untuk menyiapkan
Rombongan Jaradah, yaitu Kafilah yang dibekali dengan berbagai
perlengkapan dan kelengkapan keselamatan, untuk menolong para jamaah
haji di jalan menuju ke negeri mereka di Syam, karena khawatir ada yang
kurang atau hilang dari mereka.
Jaukhadar, atau disebut
Jauqadar. Dia adalah salah seorang petugas yang ditunjuk Amirul Haj,
untuk mendahului kafilah haji ke Damaskus agar bisa memberitahukan
kepada keluarganya tentang keselamatan kafilah, bahwa mereka selamat.
Dia berpisah dengan rombongan saat di Tabuk, ke arah Damaskus, dengan
pengawalan sebagian tentara yang 7 hari lebih dulu dari kafilah yang
lain.
Di belakang Jaukhadar ini ada para sekretaris, yang
disebut Kuttab. Dia adalah petugas yang ditunjuk oleh Amirul Haj untuk
membawa catatan [daftar] para jamaah haji kepada keluarga mereka. Dia
akan tiba di Damaskus, 3 hari setelah Jaukhadar tiba di Damaskus.
Setelah Manasik Haji selesai, para jamaah haji berkumpul di Madinah
al-Munawwarah di sekitar tandu dan Sanjaq. Mereka akan kembali dalam
rombongan yang sama, ketika mereka berangkat. Ketika mereka hampir
sampai di Damaskus, maka pemerintah setempat dan keluarganya bersiap
untuk menyambut mereka dengan upacara besar penyambutan kedatangan
jamaah haji. [dari Majalah al-Waie bahasa Arab]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar