Selasa, 06 September 2016

MENYUSURI JEJAK HAJI DI ZAMAN KHILAFAH UTSMANI [Bagian II] Oleh: KH Hafidz Abdurrahman




Pada Hari Keempat dari upacara ini, yang disebut Hari Mahmil [tandu], dimana konvoi Haji yang Mulia keluar bersama dengan tandu dan sanjaq ke tengah kota Damaskus sebagai persiapan untuk berangkat. Tandu tersebut dipasang di atas punggung unta yang posturnya paling bagus, kuat dan tinggi, yang tidak digunakan untuk tugas lain, kecuali haji. Selain tandu, unta tersebut membawa Kiswah Sultan ke Ka’bah Musyarrafah. Kiswah Sultan yang pernah digunakan di zaman Khilafah ‘Ustamani itu sampai sekarang masih tersimpan di Masjid Jamik Bursa, Turki. 

Rombongan jamaah haji berdatangan ke tempat tandu. Masing-masing jamaah haji membeli seekor unta, atau lebih, selain unta-unta negara untuk menyertai rombongan tandu haji. Kafilah Amirul Haj kemudian berjalan menuju ke kota Rasulullah saw. Pada hari ketiga, pemerintah setempat secara resmi ikut bergabung. Musyir, Wali, para perwira senior, ulama’, pegawai negara, syaikh-syaikh tariqat dan berbagai bagian, baik tentara maupun sekolah, semua ikut. Semua itu untuk mengantarkan Tandu yang Mulia [Konvoi Haji]. Konvoi ini pun berangkat disertai Sanjaq dalam upacara besar. 

Mengenai Kiswah Syarifah [Kiswah Sultan], kiswah ini dibuat oleh pengrajin profesional yang tinggal di Damaskus. Gaji mereka dibayar oleh negara. Khilafah ‘Utsmani ketika itu menanggung seluruh biaya haji. Urusan tersebut biasanya diserahkan kepada salah seorang pejabat negara yang senior. Amir Haji yang ditunjuk Khilafah ini dipersiapkan untuk berangkat dengan rombongan haji, tepatnya tiga bulan sebelum musim haji. 

Dia mengumpulkan dana yang dibutuhkan, mengatur seluruh perjalanan demi menjamin keamanan dan kenyamanan para jamaah haji, serta mengurus mereka dengan sebaik-baiknya. Pejabat senior itu ditempatkan di beberapa penjuru wilayah Khilafah. Mereka menyandang gelar atau julukan, agar mereka mengerti betapa urgen jabatan dan nilainya Rukun Haji ini. 

Kafilah Haji Syam biasanya terdiri dari beberapa kelompok, yang bertugas membantu para jamaah haji, dan berjaga ketika mereka beristirahat, menjaga dan melindungi mereka. Masing-masing kelompok ini mempunyai tugas: 

1- Suqat [pemberi minuman]: Mereka membawa qirbah, untuk membawa air dari sumur dan kolam kepada para jamaah haji.
2- Barrak [penyedia transportasi]: Barrak adalah penyedia tunggangan, yang akan membawa para jamaah haji, terdiri dari Baghal [keledai] dan Birdzun [sejenis kuda dan keledai].
3- Ukkamah [penyedia transport], bedanya mereka ini adalah para pemilik unta dan tandu yang juga akan membawa para jamaah haji.
4- Ashab Masya’il [pembawa obor]: mereka ini adalah pembawa lentera dan obor yang diisi minyak.
5- Ashab Khiyam [pengurus tenda]: mereka ini menyediakan dan mengurus tenda untuk istirahat dan berteduh para jamaah.

Tiap penanggungjawab mempunyai banyak pembantu dan staf. Mereka semuanya dipersiapkan untuk menjamin kenyamanan para jamaah haji. Sementara itu, para tentara berjaga dan menjaga keamanan dan keselamatan mereka. 

Amirul Haj biasanya keluar paling depan dari Rombongan Haji, antara 15-17 Syawwal, dan mengambil jalan yang paling mudah. Kafilah Haji Syam akan bertemu dengannya di tengah perjalanan, setelah itu diikuti Kafilah Haji Aleppo, dan Kafilah Haji non-Arab. Perjalanan jamaah Haji Syam akan memakan waktu 4 bulan, untuk pulang pergi, dari Syawwal hingga Shafar. 

Regu Penyelamat, yang disebut Jaradah, dipilih oleh Khilafah ‘Utsmani dari salah satu wazirnya, atau salah satu walinya. Dia kemudian disebut Sardar Jaradah. Tugasnya untuk menyiapkan Rombongan Jaradah, yaitu Kafilah yang dibekali dengan berbagai perlengkapan dan kelengkapan keselamatan, untuk menolong para jamaah haji di jalan menuju ke negeri mereka di Syam, karena khawatir ada yang kurang atau hilang dari mereka. 

Jaukhadar, atau disebut Jauqadar. Dia adalah salah seorang petugas yang ditunjuk Amirul Haj, untuk mendahului kafilah haji ke Damaskus agar bisa memberitahukan kepada keluarganya tentang keselamatan kafilah, bahwa mereka selamat. Dia berpisah dengan rombongan saat di Tabuk, ke arah Damaskus, dengan pengawalan sebagian tentara yang 7 hari lebih dulu dari kafilah yang lain. 

Di belakang Jaukhadar ini ada para sekretaris, yang disebut Kuttab. Dia adalah petugas yang ditunjuk oleh Amirul Haj untuk membawa catatan [daftar] para jamaah haji kepada keluarga mereka. Dia akan tiba di Damaskus, 3 hari setelah Jaukhadar tiba di Damaskus.
Setelah Manasik Haji selesai, para jamaah haji berkumpul di Madinah al-Munawwarah di sekitar tandu dan Sanjaq. Mereka akan kembali dalam rombongan yang sama, ketika mereka berangkat. Ketika mereka hampir sampai di Damaskus, maka pemerintah setempat dan keluarganya bersiap untuk menyambut mereka dengan upacara besar penyambutan kedatangan jamaah haji. [dari Majalah al-Waie bahasa Arab]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar